Sabtu, 19 Januari 2013

Smart School, Why Not?


Pertemuan 5 menteri pendidikan negara-negara anggota APEC di Gyeongju, Korea Selatan, Senin (21/5), membahas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mempercepat peningkatan mutu pendidikan (Kompas, 22 Mei 2012) menarik untuk dicermati. Pembahasan itu terkait erat dengan apa yang disebut sebagai smart school. Sebuah pembelajaran yang menerapkan kecanggihan teknologi informasi utamanya di daerah terpencil.

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah daerah terpencil dan pedalaman di Indonesia sampai kini masih memprihatinkan. Bukan saja sarananya sangat minim dan tidak memadai, tetapi juga kondisi geografi wilayahnya cukup rumit ditembus sarana transportasi. Bahkan siswa harus jalan kaki melewati sungai, pegunungan, untuk sampai ke sekolah. Selain itu, banyak sekolah yang kekurangan tenaga pengajar.

Jika melihat kondisi tersebut, harus ada solusi alernatif agar mutu pendidikan di daerah terpencil bisa ditingkatkan. Salah satunya yaitu konsep pembelajaran smart school. Pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran yang tidak selalu dalam situasi formal. Yakni siswa tidak selalu bertatap muka dengan guru di kelas. Materi ajar sudah disediakan dalam perangkat teknologi dengan mengambil materi disekitar lingkungan siswa.

Salah satu bentuk konsep smart school yaitu pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak atau yang biasa disebut mobile learning (m-learning). Pembelajaran mobile itu merujuk pada penggunaan handphone (HP) sebagai media pembelajaran. Di dalam handphone telah disediakan konten atau aplikasi yang memuat materi ajar. Seperti layaknya modul, materi ajar menekankan penyajian informasi secara singkat disertai dengan latihan-latihan soal maupun tes untuk mengukur ketercapaian kompetensi program.

Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar maka siswa tidak perlu harus hadir di kelas. Cukup berinteraksi melalui aplikasi pada telepon genggam.

Memutus Kendala

Tersedia materi ajar dalam bentuk konten/aplikasi di HP mempermudah siswa untuk mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Belajar tidak lagi membutuhkan ruang kelas, Karena fleksibilitas HP yang mudah dibawa kemana-mana. Inilah yang dapat memutus kendala kondisi geografi di daerah terpencil.

Selain itu, mobile learning bisa memutus kendala kekurangan guru. Materi ajar di desain mewakili guru karena materi merupakan hasil pemikiran guru. Materi ajar sudah dikemas dalam bentuk yang interaktif dan komunikatif. Materi diambilkan dari lingkungan sekitar siswa. Sehingga siswa bisa mengkonstruk informasi sendiri. Yang harus dilakukan siswa adalah strategi belajar yang efektif. Siswa belajar dengan inisiatif sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain. Siswa harus menyiasati diri sendiri untuk berdisiplin melaksanakan jadwal yang telah dibuat. Siswa dapat merencanakan sejumlah waktu untuk dipakai membaca materi, latihan, dan mengerjakan tugas. Apabila siswa menemukan kesulitan memahami materi, maka tinggal menstransformasikan pesan ke handphone guru. Sehingga dimanapun posisi guru masih bisa berinteraksi dalam proses belajar mengajar.

Potensi

Perkembangan sangat cepat, baik dalam hal jaringan maupun peralatan, telah menyebabkan handphone melaju dengan akselerasi yang menakjubkan. Tak heran bila kemudian pengguna handphone saat ini sangat mudah ditemui, bahkan di pelosok paling pedalaman sekali pun. Begitu juga pengembangan konten handphone mulai bergerak di bidang edukasi. Hal ini mengindikasikan adanya kenyataan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar.

Fakta yang mendorong mobile learning bisa menjangkau sekolah daerah terpencil yaitu Kemenkominfo sedang melaksanakan program desa dering di seluruh Indonesia. Program ini berupa penyediaan internet dan perangkat telepon di pusat kegiatan di tingkat desa seperti, sekolah dan Puskesmas. Dengan begitu, program ini bisa dibilang sangat cocok bila diintegrasikan dengan mobile learning. Pasalnya, siswa pun berhak mengoperasikan layanan ini minimal delapan jam sehari dan dapat digunakan diluar jam dimaksud dalam kondisi darurat.

Disisi lain, kini operator seluler berlomba-lomba memberikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Sudah seharusnya operator mempunyai kepedulian untuk pendidikan sekolah. Operator bisa menyediakan konten-konten pembelajaran berbasis mobile yang bisa diakses secara mudah oleh guru dan siswa. Sekaligus memberikan pelatihan pengoperasian konten pembelajaran tersebut kepada guru dan siswa. Dengan begitu, selain tanggung jawab sosialnya terpenuhi, operator seluler juga bisa memperluas layanan telekomunikasinya jauh di pelosok desa.

Potensi lain adalah dari pihak pendidik di daerah terpencil umunya masih tergerak pada cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk guru-guru di daerah, keinginan majunya sangat kuat. Mereka sadar bahwa mereka kurang, mereka ingin memperbaiki diri. Mereka para pendidik yang tangguh dan mempunyai motivasi tinggi. Motivasi untuk sukses mendidik dan membina mental siswa menjadi manusia seutuhnya. Motivasi ini sebagai modal utama untuk selalu terbuka dan inovatif terhadap perkembangan teknologi.

Sedangkan dari pihak siswa, semangat anak-anak di pelosok tanah air untuk berskolah tak kunjung padam. Jembatan rusak menantang maut pun siap mereka hadapi. Para siswa harus menyambung nyawa sekadar untuk meraih ilmu. Siswa-siswa itu punya keinginan kuat untuk maju, mereka ingin sepintar anak-anak lain dari pulau Jawa. Mereka juga sangat rajin belajar. Oleh karena itu, tepat bila mobile learning diterapkan. Ini akan sangat membantu perjuangan anak-anak pelosok. Kalau mereka difasilitasi dengan layak, mereka akan berprestasi luar biasa.

Akhirnya, bukan tidak mungkin smart school bisa diterapkan di daerah terpencil. Jika bisa, kenapa tidak?

http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/13/smart-school-why-not-524111.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

Sign In Facebook

My Tweet

Fakta Keren