Pribahasa
adalah kelompok kata atau kalimat yg
tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dl peribahasa termasuk
juga bidal, ungkapan, perumpamaan), atau ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi
perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku:
Untuk
menentukan pribahasa yang sesuai dengan ilustrasi biasa menggunakan beberapa
macam cara, yaitu :
1.
Tentukan pribahasa yang mempunyai makna tidak jauh
dari sebuah ilustrasi tersebut
2.
Lihat persamaan makna yang terkandung dalam pribahasa
dan ilustrasi
3.
Tidak melenceng jauh dari yang dimaksud
Contoh
Pribahasa
Menang
jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
Bagaikan
abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
Ada
Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
Adat
pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
Membagi
sama adil, memotong sama panjang.
Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat
sebelah.
Air
beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
Air
tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu
pengetahuan dalam pikirannya.
Air
cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.
Berguru
kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai
hasil yang baik.
Sepandai-pandai
tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
Tong
kosong nyaring bunyinya.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
Tong
penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak
bicara seolah-olah tahu banyak hal.
Tua-tua
keladi, makin tua makin menjadi.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
Karena
nila setitik, rusak susu sebelanga.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
Bagaikan
burung di dalam sangkar.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
Terbuat
dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa
juga.
Sakit
sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Seiya sekata dalam semua keadaan.
Malang
tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
Barangsiapa
menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
Jauh
di mata dekat di hati
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
Seberat-berat
mata memandang, berat juga bahu memikul.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang
mengalaminya.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.
Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
Seiya sekata dalam semua keadaan.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar