Pesan dalam puisi disebut
amanat. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada pembaca puisi.
Anjuran atau nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan baik atau berhubungan
dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair disampaikan lewat kata demi kata
dalam puisi.
Makna atau isi
puisi dapat dipahami dengan baik jika Anda mengerti akta-kata yang terkandung
dalam puisi. Anda harus menafsirkan arti setiap kata dalam puisi. Kata-kata
dalam puisi sering bermakna konotasi. Berikut ini beberapa langkah untuk
memahami makna puisi.
a. Menemukan kata kunci dalam setiap
baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti baris tersebut.
Contoh:
Di Bukit
Berdiri di puncak karang tinggi.
menatap huma yang sudah runtuh
suasana tambah sukar kiranya kini
hidupmanusia telah pasrah pada haluan waktu.
Suling nelayan dari muara sana
makin asing membangkitkan kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang tinggal berbeda
pasar dan kesibukan telah berpindah ke muara utara
kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku
hidup tak henti sengketa, selalu perang saudara.
Kata-kata atau
pernyataan kunci dalam setiap sebagai berikut.
1)
Bait ke-1:
menatapi huma
yang sudah runtuh = memandang lading yang gersang
suasana tambah sukar kiranya kini = hidup semakin susah
2)
Bait ke-2:
suling nelayan
dari muara sana = para nelayan mencari ikan di laut
makin asing membangkit kenangan lama = mengingat kenangan lama
3) Bait ke-3:
pasar dan
kesibukan telah berpindah ke muara laut = kesibukan pasar ikan telah berubah
sepi kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku = suasana masa lalu tinggal
kenangan hidup
tak henti sengketa, selalu perang saudara = hidup penuh persaingan dan
perselisihan
b. Menguraikan bait puisi ke dalam
bentuk prosa atau paraprase.
Contoh:
Di Bukit
(Aku) Berdiri di puncak karang tinggi.
(Aku) menatap huma yang sudah runtuh (gersang)
(Saat itu) suasana (kehidupan) (ber)tambah sukar
kiranya kini
(Ke)hidup(an) manusia telah (di)pasrah(kan) pada
haluan (perjalanan) waktu.
(Tiba-tiba terdengar) Suling nelayan dari muara sana
(Suara itu se)makin asing (sehingga) membangkitkan
kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang (sekarang) tinggal berbeda
(Suasana) pasar (ikan) dan kesibukan (pedangang) telah
berpindah ke muara utara
kini dan hari silam nasibmulah (keadaannnya telah
berubah) itu, (itulah keadaan) desaku (saat ini)
(Ke)hidup(an desa) tak henti (dari per)sengketa(an),
selalu (terjadi) perang saudara.
c. Menafsirkan makna kata
Contoh:
Kata sulit dalam puisi tersebut sebagai berikut.
1) Bait
ke-1 adalah huma yang sudah runtuh = padang yang telah gersang (tidak ada
tumbuhan lagi). Kata haluan waktu = menunggu waktu.
2)
Bait ke-2 makin asing = biasa terdengar.
3) Bait
ke-3 hari silam =waktu yang lalu, perang saudara =saling berselisih.
d. Mengaitkan isi puisi
dengan kehidupan nyata.
Contoh:
Puisi tersebut
menceritakan perubahan kehidupan desa sebagai desa nelayan yang dahulu
kehidupannya aman, tenteram, dan kehidupan pasar ikan yang ramai. Karena
kesuliatan hidup dan kemajuan zaman, suasana kehidupan desa nelanya tersebut
berubah total. Persaingan hidup semakin keras. Bahkan, sering terjadi
perselisihan karena mempertahankan hidup.
suasana tambah sukar kiranya kini = hidup semakin susah
makin asing membangkit kenangan lama = mengingat kenangan lama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar