Minggu, 17 Februari 2013

Menentukan Isi dari Puisi

Pesan dalam puisi disebut amanat. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada pembaca puisi. Anjuran atau nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan baik atau berhubungan dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair disampaikan lewat kata demi kata dalam puisi.

Makna atau isi puisi dapat dipahami dengan baik jika Anda mengerti akta-kata yang terkandung dalam puisi. Anda harus menafsirkan arti setiap kata dalam puisi. Kata-kata dalam puisi sering bermakna konotasi. Berikut ini beberapa langkah untuk memahami makna puisi.

a.   Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti baris tersebut.
Contoh:
Di Bukit

Berdiri di puncak karang tinggi.
menatap huma yang sudah runtuh
suasana tambah sukar kiranya kini
hidupmanusia telah pasrah pada haluan waktu.
Suling nelayan dari muara sana
makin asing membangkitkan kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang tinggal berbeda
pasar dan kesibukan telah berpindah ke muara utara
kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku
hidup tak henti sengketa, selalu perang saudara.

Kata-kata atau pernyataan kunci dalam setiap sebagai berikut.
1)      Bait ke-1:
menatapi huma yang sudah runtuh = memandang lading yang gersang
suasana tambah sukar kiranya kini = hidup semakin susah
2)      Bait ke-2:
suling nelayan dari muara sana = para nelayan mencari ikan di laut
makin asing membangkit kenangan lama = mengingat kenangan lama
3)      Bait ke-3:
pasar dan kesibukan telah berpindah ke muara laut = kesibukan pasar ikan telah berubah sepi kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku = suasana masa lalu tinggal
kenangan hidup tak henti sengketa, selalu perang saudara = hidup penuh persaingan dan perselisihan

b.    Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau paraprase.
 Contoh:

Di Bukit
(Aku) Berdiri di puncak karang tinggi.
(Aku) menatap huma yang sudah runtuh (gersang)
(Saat itu) suasana (kehidupan) (ber)tambah sukar kiranya kini
(Ke)hidup(an) manusia telah (di)pasrah(kan) pada haluan (perjalanan) waktu.
(Tiba-tiba terdengar) Suling nelayan dari muara sana
(Suara itu se)makin asing (sehingga) membangkitkan kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang (sekarang) tinggal berbeda
(Suasana) pasar (ikan) dan kesibukan (pedangang) telah berpindah ke muara utara
kini dan hari silam nasibmulah (keadaannnya telah berubah) itu, (itulah keadaan) desaku (saat ini)
(Ke)hidup(an desa) tak henti (dari per)sengketa(an), selalu (terjadi) perang saudara.

c.   Menafsirkan makna kata
Contoh:
Kata sulit dalam puisi tersebut sebagai berikut.
1)      Bait ke-1 adalah huma yang sudah runtuh = padang yang telah gersang (tidak ada tumbuhan lagi). Kata haluan waktu = menunggu waktu.
2)      Bait ke-2 makin asing = biasa terdengar.
3)      Bait ke-3 hari silam =waktu yang lalu, perang saudara =saling berselisih.

d.      Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata.
Contoh:
Puisi tersebut menceritakan perubahan kehidupan desa sebagai desa nelayan yang dahulu kehidupannya aman, tenteram, dan kehidupan pasar ikan yang ramai. Karena kesuliatan hidup dan kemajuan zaman, suasana kehidupan desa nelanya tersebut berubah total. Persaingan hidup semakin keras. Bahkan, sering terjadi perselisihan karena mempertahankan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

Sign In Facebook

My Tweet

Fakta Keren