Seperti halnya prosa, drama juga mempunyai
unsur-unsur. Unsur-unsur dalam drama meliputi tokoh dan sifatnya, latar, tema,
alur/jalan cerita, dan amanat.
1. Tokoh dan sifatnya
Tokoh adalah pelaku dalam drama. Sifat atau watak
tokoh dapat diketahui dari perkataan dan perbuatannya. Misalnya tokoh yang suka
memfitnah teman, memiliki sifat jahat. Tokoh drama dapat dibedakan menjadi
a. Tokoh Utama
Tokoh utama adalah
seseorang yang sering muncul dalam sebuah drama
Tokoh utama dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a.1. Tokoh antagonis
: tokoh yang memerankan pribadi jahat
a.2. Tokoh Protagonis
: tokoh yang memerankan pribadi baik
b. Tokoh Sampingan.
Tokoh sampingan
adalah suatu peran dalam melengkapi hadirnya tokoh utama dan juga dapat menjadi
sebuah peran pembantu dalam jalannya suatu drama
2. Latar
Latar adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya
peristiwa. Dalam sebuah drama, latar dapat dilihat dari belakang panggung, tata
cahaya, ataupun penampilan para tokohnya. Latar dibedakan atas latar waktu,
tempat, dan suasana.
a. Latar waktu, misalnya, pagi hari,
siang hari, malam hari.
b. Latar
tempat, misalnya, di rumah, di jalan, di sekolah, di pasar, dan
sebagainya.
c. Latar suasana, misalnya suasana gembira, sedih, cemas, dan sebagainya.
3. Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang mendasari
pembuatan naskah drama. Tema harus dirumuskan sendiri oleh pembaca melalui
keseluruhan peristiwa dalam cerita (drama).
4. Alur atau jalan cerita
Alur adalah rangkaian
peristiwa dalam cerita (drama) yang saling berhubungan.
Alur terdiri atas
sebagai berikut.
·
Eksposisi atau
pemaparan, yaitu ppengarang mulai mengenalkan tokohtokohnya.
·
Pertikaian, yaitu
tahap alur yang menggambarkan mulai adanya pertikaian, baik antar tokoh maupun
pada diri seorang tokoh.
·
Klimaks, yaitu tahap
alur yang menggambarkan bahwa persoalan yang dihadapi tokoh mencapai puncaknya.
·
Leraian, yaitu tahap
alur yang menggambarkan bahwa persoalan mulai menurun.
·
Penyelesaian, yaitu
tahap yang menggambarkan bahwa persoalan selesai.
Apabila tahap-tahap di atas disajikan oleh pengarang
secara urut dari tahap pemaparan hingga penyelesaian, dinamakan alur maju.
Apabila tahap-tahap alur di atas disajikan secara mundur, disebut alur mundur. Apabila
disajikan secara gabungan antara maju dengan mundur, dinamakan alur gabungan.
5.
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
dalam drama. Amanat berhubungan erat dengan tema. Amanat disampaikan lewat
pemeranan tokoh dalam drama baik melaui ucapan maupun perbuatan tokoh. Amanat
dapat dirumuskan setelah tema berhasil dirumuskan.
6. Dialog
Dialog berarti percakapan antar tokoh dalam sebuah drama.
Namun kadang-kadang dalam beberapa adegan drama selain dialog, juga
ditemukan monolog yang dilakukan oleh seorang tokoh. Monolog adalah percakapan
sendiri.
7. Konflik
Konflik adalh pertentangan atau maslah yang muncul dalam drama. sebuah cerita
drama tidak akan menarik jika tidak mengandung konflik cerita. Konflik dalam
sebuah cerita dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Konflik eksternal: konflik
yang terjadi antara tokoh dengan dengan
sesuatu di luar dirinya.
b. Konflik internal: konflik yang
terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Contoh
Ibu :
Ayah, sepertinya hujan akan turun. Lihatlah mendung itu gelap
sekali.
Ayah : Tenanglah Bu. Mereka, ‘kan sudah
dewasa.
Ibu : Tapi, ‘kan tidak
biasanya mereka pulang terlambat. Lagi pula mendung
Ayah : Mereka toh bisa berlindung,
jika nanti hujan turun dengan lebat.
Ibu : Ah, Ayah selalu
begitu!
Ayah : Ah, Ibu juga selalu begitu!
(Keduanya diam, lalu anak ke-2 memasuki pintu panggung)
Ibu : Kenapa pulang
terlambat, Man? Sudah makan siang, Nak?
Anak 2 : Sudah Bu. Tadi, ada demo yang menghambat lalu
lintas.
Ayah : Demo tentang apa dan oleh siapa?
Anak 2 : Tidak tahu, Ya. Saya tidak peduli demo macam apa
dan oleh siapa.
(Masuk ke kamar, ganti baju, dan keluar lagi).
Ibu : Kau mau kemana
lagi, Man?
Anak 2 : Voli, Bu. Ada latihan di stadion.
Ibu : Mendung begitu gelap, kakakmu
belum pulang. Carilah dulu!
Anak 2 : Saya sudah terlambat, Bu. Lagi pula Kakak pasti
bisa menjaga diri.
Ibu : Hujan akan segera
turun. Nanti dia terjebak hujan. Jemputlah dulu!
Anak 2 : Bu, saya sudah berumur 19 tahun. Jadi, saya rasa,
Kakak juga sudah Ayah : Man, jangan kasar
kepada ibumu!
(Anak 1 mendadak nyelonong masuk dan menghempaskan tubuhnya
Anak 2 : Tuh, Bu, Putri Cinderela sudah kembali ke istana.
Saya pergi dulu!
Anak 1 : Reseh, lu!
Anak 1 : Biasalah, Bu, memperjuangkan keadilan.
Ayah : Keadilan macam apa?
Anak 1 : Keadilan bagi rakyat jelata. Sekarang ini, ya,
segala kepentingan
umum
Ibu : Kau berurusan
dengan polisi?
Anak 1 : Demi keadilan, Bu.
Ibu : Jangan
macam-macam kamu, ya,!
Anak 1 : Ibu jangan khawatir. Jangan panik seperti itu!
Setelah membaca kutipan
naskah di atas maka kita dapat mengetahui unsur-unsur intrinsiknya, yaitu
:
·
Tema
:
kehidupan sosial
·
Tokoh
: Ayah,
Ibu, Anak 1(Maman), Anak 2 (Martha)
·
Tokoh Utama :
Ibu
·
Watak tokoh :
Ibu berwatak khawatir dan penyayang, Martha
berwatak
pembela keadilan
·
Amanat : jika ingin beraktivitas setelah
pulang sekolah (kuliah)
sebaiknya izin dahulu kepada orang tua
agar mereka
tidak khawatir
·
Latar
: Dalam rumah
ketika hujan akan turun
a. Latar waktu, misalnya, pagi hari, siang hari, malam hari.
c. Latar suasana, misalnya suasana gembira, sedih, cemas, dan sebagainya.
Dialog berarti percakapan antar tokoh dalam sebuah drama. Namun kadang-kadang dalam beberapa adegan drama selain dialog, juga ditemukan monolog yang dilakukan oleh seorang tokoh. Monolog adalah percakapan sendiri.
Konflik adalh pertentangan atau maslah yang muncul dalam drama. sebuah cerita drama tidak akan menarik jika tidak mengandung konflik cerita. Konflik dalam sebuah cerita dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Konflik eksternal: konflik yang terjadi antara tokoh dengan dengan
b. Konflik internal: konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Ayah : Tenanglah Bu. Mereka, ‘kan sudah dewasa.
Ibu : Tapi, ‘kan tidak biasanya mereka pulang terlambat. Lagi pula mendung Ayah : Mereka toh bisa berlindung, jika nanti hujan turun dengan lebat.
Ibu : Ah, Ayah selalu begitu!
Ayah : Ah, Ibu juga selalu begitu!
(Keduanya diam, lalu anak ke-2 memasuki pintu panggung)
Ibu : Kenapa pulang terlambat, Man? Sudah makan siang, Nak?
Anak 2 : Sudah Bu. Tadi, ada demo yang menghambat lalu lintas.
Ayah : Demo tentang apa dan oleh siapa?
Anak 2 : Tidak tahu, Ya. Saya tidak peduli demo macam apa dan oleh siapa.
(Masuk ke kamar, ganti baju, dan keluar lagi).
Ibu : Kau mau kemana lagi, Man?
Anak 2 : Voli, Bu. Ada latihan di stadion.
Ibu : Mendung begitu gelap, kakakmu belum pulang. Carilah dulu!
Anak 2 : Saya sudah terlambat, Bu. Lagi pula Kakak pasti bisa menjaga diri.
Ibu : Hujan akan segera turun. Nanti dia terjebak hujan. Jemputlah dulu!
Anak 2 : Bu, saya sudah berumur 19 tahun. Jadi, saya rasa, Kakak juga sudah Ayah : Man, jangan kasar kepada ibumu!
(Anak 1 mendadak nyelonong masuk dan menghempaskan tubuhnya
Anak 2 : Tuh, Bu, Putri Cinderela sudah kembali ke istana. Saya pergi dulu!
Anak 1 : Reseh, lu!
Anak 1 : Biasalah, Bu, memperjuangkan keadilan.
Ayah : Keadilan macam apa?
Anak 1 : Keadilan bagi rakyat jelata. Sekarang ini, ya, segala kepentingan
Ibu : Kau berurusan dengan polisi?
Anak 1 : Demi keadilan, Bu.
Ibu : Jangan macam-macam kamu, ya,!
Anak 1 : Ibu jangan khawatir. Jangan panik seperti itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar