Rabu, 26 Juni 2013

HAKIKAT MEMBACA


Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikir, mempertajam pandangan dan memperluas wawasannya.

Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari (Amir, 1996:26).

Pembelajaran membaca mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kualitas anak didik (Akhadiah, 1992:29).

Membaca bukanlah sekadar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu, pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai.

Di sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja. Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktifitas fisik dan mental, sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada saat membaca. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktifitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental.

Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
1.    aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbolsimbol tertulis,
2.     aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang dilihat sebagai simbol,
3.    aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada,
4.    aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari,
5.    aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.

Syafi’ie (1999:6–7) menyebutkan, hakikat membaca adalah sebagai berikut.
1.    Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilanmemahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
2.    Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan.
3.    Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai.
4.    Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5.    Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
6.    Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinyasesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.
7.    Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.

Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam
membaca.

Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Proses
 decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudiandiidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

Sign In Facebook

My Tweet

Fakta Keren